Kader Muhammadiyah Diharapkan Tidak Anti Politik

Facebook
Twitter
WhatsApp

Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. phil. Ridho Al-Hamdi, MA., berharap kader Muhammadiyah tidak anti dan alergi terhadap politik. Hal tersebut disampaikannya dalam Seminar Nasional yang digelar Forum Dekan FISIP PTMA di Auditorium Kasman Singodimedjo UMJ, Rabu (21/06/2023).

Dalam seminar bertajuk “Muhammadiyah di Tengah Kontestasi Politik 2024” ini, Ridho menceritakan fase hubungan Muhammadiyah dengan politik yang dibagi ke dalam dua fase. Pembagian tersebut ditemukan berdasarkan penelitian yang dibatasi hingga tahun 2020.

Baca juga : Forum Dekan FISIP PTMA Mainkan Peran Jelang Pemilu 2024

Fase pertama terjadi sekitar 1912 hingga 1971. Pada fase ini, kader Muhammadiyah sadar akan pentingnya Muhammadiyah bergabung dengan sebuah partai politik. Tidak ada aturan resmi yang menyatakan larangan bagi kader Muhammadiyah bergabung dalam partai politik. Pada masa itu kader Muhammadiyah membentuk partai politik, misalnya PII (Partai Islam Indonesia).  
Baca selengkapnya di : https://umj.ac.id/kabar-kampus/2023/06/kader-muhammadiyah-diharapkan-tidak-anti-politik/