Prinsip New Public Service dalam Optimalisasi Pelayanan Publik di Era Vuca 5.0
Transisi reformatif yang bergulir sejak dimulai tahun 1998 hingga saat ini, bersamaan dengan arus globalisasi memberikan peluang sekaligus tantangan bagi perbaikan tata pemerintahan dan tata bernegara. Terjadinya pergeseran maupun perubahan besar tersebut mendorong pemerintah untuk kembali memahami dan mengutamakan arti pentingnya suatu kualitas pelayanan untuk publik serta pentingnya dilakukan perbaikan mutu pelayanan publik. Perbaikan kualitas pelayanan pemerintah untuk publik senantiasa menjadi tuntutan. Dalam perkembangan terkini, disuatu era transisi dengan rakyat yang menciptakan kehidupan yang lebih demokratik fungsi pemberian pelayanan publik telah menjadi arus utama dimana-mana, teramati sebagai gelombang peradaban dunia. Badan-badan pemerintahan dengan segenap jajarannya dalam kebijakan dan penyediaan pelayanan publik dituntut untuk selalu menghormati hak-hak asasi rakyat, dan tanggap untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan warga publik.
Dalam meningkatkan pelayanan publik“The New Public Service (NPS)” menjadi pilihan yang menjanjikan suatu perubahan realitas dan kondisi birokrasi pemerintahan. New Public Service adalah paradigma yang berdasar atas konsep-konsep yang pada hakikatnya sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Peran dari pemerintah adalah mengolaborasikan antara nilai-nilai yang ada sehingga kongruen dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sistem nilai dalam masyarakat adalah dinamis sehingga membutuhkan pelayanan yang prima dari pemerintah. Aplikasi dari konsep ini menantang dan membutuhkan keberanian bagi aparatur pemerintahan dalam penyelenggaraan pelayanan publik, karena mengorbankan waktu dan tenaga untuk mempengaruhi semua sistem yang berlaku.
Sejalan dengan paradigma “The New Public Service” (NPS) pemerintahan dunia tengah menciptakan sistem pelayanan publik yang dinamis dan kritis yang merupakan suatu perubahan dari berbagai tantangan birokasi pemerintahan di era Vuca. Melihat keadaan dunia saat ini seringkali dalam perspektif yang pesimistik, Vuca sendiri diistilahkan dengan Volatile, Uncertainty, Complexity and Ambiguity) yaitu era yang penuh dengan volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas dan ambiguitas yang menggambarkan kombinasi dari kondisi dan situasi yang sulit. Untuk menghadapi kondisi VUCA ini telah menggeser dominasi dua kata magis yang selama puluhan tahun menjadi pola pikir manajemen di organisasi yaitu pentingnya efektivitas dan efisiensi. Organisasi publik menyadari bahwa untuk dapat menghasilkan kebijakan dan pelayanan publik yang lebih baik dapat diwujudkan menggunakan pendekatan agile, yaitu bekerja dengan lebih strategis, fleksibel dan adaptif terhadap perubahan. Dimana perencanaan pengembangan Sumber Daya Manusia aparatur birokrasi sesuai NPS era Vuca 5.0 sangat dibutuhkan dengan menyelaraskan antara kapabilitas birokrasi yang siap akan kemajuan teknologi dan juga mampu memperhatikan aspek perubahan kehidupan masyarakat secara berkelanjutan. Dengan memiliki prioritas kebijakan pelayanan publik bagi aparatur dalam pelayanan masyarakat yang berbasis IT untuk menciptakan kesejahteraan melalui pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi kepada seluruh lapisan masyarakat. Dengan memperhatikan Era Vuca 5.0 mengacu pada konsep yang menerapkan teknologi pada revolusi industri Sedangkan, Era 4.0 yang memperhatikan aspek humaniora untuk melahirkan cara-cara penyelesaian masalah-masalah sosial.
Dengan persoalan dan problem yang terjadi di atas tentu kita sebagai Mahasiswa harus bertanggungjawab atas persoalan yang terjadi apa lagi kita sebagai mahasiswa Administrasi Publik harus mampu bertanggungjawab terhadap persoalan pelayanan publik, kebijakan publik dan juga manajemen publik yang belum menemukan titik temu terbaik untuk di selesaikan. Dengan penuh tanggungjawab dari itu makan HIMIA FISIP UMJ mengikuti kegiatan Temu Administrator Muda Indonesia 2022, dimana kegiatan ini adalah kegiatan nasional yang di ikuti oleh seluruh kampus di Indonesia yang ada Program Studi Administrasi Publik yang di laksanakan di Universitas UPV “Veteran” Jawa Timur. Tentu saja adanya forum nasional Mahasiswa Administrasu Publik ini berangkat dari keresahan yang terjadi di bangsa ini, dan memang kita harus bertanggung jawab terhadap mahasiswa sebagai agen of control.
Kegiatan temu Administrator Muda Indonesia 2022 di ikuti oleh 39 kampus yang ada di Indonesia dengan mengangkat tema “Prinsip New Public Service Dalam Optimalisasi Pelayanan Public Di Era Vuca 5.0″ dalam memaksimalkan pembahasan tema yang di ambil ini di bagi menjadi 3 Cluster yaitu:
- Cluster Pertama
Open Data Governance di ikuti oleh 14 kampus.
- Cluster Ke-dua
Sound Governance di ikuti oleh 14 kampus.
- Cluster Ke-tiga
Adaptive Leadrship di ikuti oleh 11 kampus.
Pada kesempatan kali ini UMJ memasuki Cluster 3 dengan tema Adaptive Leadrship. Adaptive Leadership atau kepemimpinan adaptif dapat didefinisikan sebagai kepemimpinan yang cerdas yang mampu menghadapi segala macam situasi dan perubahan yang terjadi. Kegiatan Temu Administrator Muda Indonesia (Temu AdMI) di laksanakan pada hari Rabu-Minggu tanggal 10-14 Agustus 2022 yang dilaksanakan secara Oflline di kampus UPN “Veteran” Jawa Timur dengan di hadiri oleh 39 kampus dan 127 orang. Temu Administrator Muda Indonesia tahun 2022 di ikuti dengan antusias oleh seluruh kampus Prodi Adminstrasi Pubik di Indonesia.