Silaturahim dan Buka Puasa Bersama yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), pada Kamis (21/04), di Auditorium Gedung Cendekia Center UMJ, mengusung tema “Membangun Insan Bertaqwa untuk Memajukan Bangsa”. Sivitas Akademika UMJ, mulai dari Badan Pembina Harian, Rektor beserta jajarannya, serta dosen dan tenaga pendidik, semua berbaur dalam acara yang dikemas dengan konsep kekeluargaan.
Turut hadir dalam acara tersebut Prof. H. Muhammad Amien Rais, MA., Ph.D., memberikan ceramah terkait dengan tema.
Ia menyampaikan bahwa tujuan akhir dari puasa adalah taqwa, seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 148. “Dengan berpuasa, tentu diharapkan umat muslim, dapat meningkatkan ketaqwaannya. konsep taqwa seorang manusia bisa dilihat dari tindakan-tindakannya”, paparnya
Ketaqwaan sangat diperlukan dalam membangun bangsa. Amin mengatakan “orang bertaqwa adalah orang yang segera mencari ampunan Allah dan mencapai surga. Surga yang disiapkan bagi orang bertaqwa, yaitu orang yang selalu berinfaq, bersedekah, memberikan sebagian rizkinya dalam tenakan psikologis maupun ekonomi.”
Amien menjelaskan bahwa Allah menyukai orang bertaqwa dan tidak menyukai praktik kezaliman yang dilakukan manusia terhadap manusia atau makhluk lainnya. Istilah yang disebut Amien terkait dengan kezaliman adalah perbudakan modern. Menurutnya, salah satu kezaliman modern yang marak terjadi adalah tidak dipenuhinya hak-hak pekerja atas apa yang dikerjakannya.
“Perbekalan paling Indah adalah taqwa,” ungkap Amien. Amien Rais banyak menceritakan bagaimana negeri ini telah kehilangan akhlaq, moral, etika. Sehingga negara bisa berjalan tanpa batas dan kendali. “Negeri yang kita cintai, bangsa yang kita cintai, sampai kapanpun tidak akan berhasil mencapai cita-cita seperti dalam UUD 1945. Selama akhlaq, moral, dan etika dimasukkan ke tong sampah, dan yang berlaku hanya immoral,” tegas Amien.
Amien mengajak sivitas akademika, keluarga besar Muhammadiyah, untuk menjadikan Muhammadiyah sebagai modal untuk mempersenjatai kembali moral. Ia menyebut moral sebagai senjata yang lebih dahsyat dari pada pesawat tempur, kapal perang, tank, atau bazoka. Sebab dengan moral yang tertanam dalam diri, maka negara akan berjalan atas kendali dan control moral. Amien menyebut orang bertaqwa tahu kekuasaan adalah amanat Allah.
Maka, tidak akan sembrono dalam menjalankan roda pemerintahan dengan kekuasaannya. Amien menyayangkan kondisi negara Indonesia saat ini yang jauh dari moral dan etika. Maka perlu menanamkan kembali moral untuk membangun bangsa yang maju. (DN/KSU)