Kehadiran perempuan dalam permasalahan kelompok ekstremisme kekerasan mulai marak sebagai pelaku. Permasalahan ini menciptakan upaya baru bagi Working Group on Women Preventing Countering Violent Extremism (WGWC) untuk memberlakukan perempuan sebagai agen perdamaian sehingga perempuan tidak hanya bertindak sebagai korban atau pelaku.
Kutipan di atas disampaikan oleh Dosen Prodi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ), Debbie Affianty, S.IP., M.Si., dalam acara Briefing Media Kongkow Bareng Masyarakat Sipil yang bertemakan Menuju Women, Peace and Security (WPS) High Level Meeting. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring, Minggu, (02/07/2023).
Baca juga : PRIF 2023 Angkat Tema Peran Perempuan di bidang Olahraga
“Pada acara side event ASEAN di Yogya nanti, kita akan sharing dengan teman-teman di Asia Tenggara tentang bagaimana keterlibatan perempuan yang dalam hal ini kita berupaya untuk mendorong mereka dalam sebuah kelompok. Bagaimana perempuan dan anak-anak dapat mengutarakan dan memperkaya lensa untuk mengidentifikasi tantangan yang ada di era modern ini sehingga dapat mencegah keterlibatan perempuan di dalam aksi-aksi terorisme,” ujar Debbie selaku Steering Commite WGWC.
Baca selengkapnya di : https://umj.ac.id/kabar-kampus/2023/07/keterlibatan-perempuan-sebagai-agen-perdamaian-di-asean/