Kategori
Berita Kampus

Politik Luar Negeri Pro Rakyat Lindungi WNI di Luar Negeri

Politik Luar Negeri Indonesia pro rakyat yang menjadi visi dari Presiden Joko Widodo pada tahun 2014 diwujudkan untuk menghadirkan negara baik di dalam maupun luar negeri. Implementasi dari politik luar negeri pro rakyat ini tampak dalam program untuk melindungi WNI di luar negeri termasuk para pekerja migran. Sejumlah perangkat untuk perlindungan WNI ini diperkuat dan pelayanannya ditingkatkan sejak di dalam negeri Indonesia.

Asep Setiawan menjelaskan politik luar negeri dengan mengambil fokus kepada isu kerakyatan merupakan salah satu refleksi dari Presiden Joko Widodo. Dengan visi misi yang diangkat menghadirkan negara dalam keadaan apapun di dalam dan luar negeri maka muncul perspektif kerakyatan dalam formulasi dan implementasi politik luar negeri.

Hal itu terungkap dalam diskusi buku Politik Luar Negeri Indonesia Pro Rakyat era Joko Widodo karya Asep Setiawan, Endang Sulastri dan Sumarno, Senin (27/6/2022). Hadir dalam diskusi virtual ini Rektor Universitas Muhammadiyah Ma’mun Murod, Dubes RI untuk Singapura Suryopratomo, Kaprodi Ilmu Politik FISIP UMJ Usni dan moderator Ali Noer Zaman dari Prodi Ilmu Politik FISIP UMJ.

Mengutip Menlu Retno Marsudi, Asep menyatakan untuk masa pemerintahan 2014-2019 diplomasi Indonesia di luar negeri yang dilakukan  para diplomat Kemlu akan berhubungan dengan kepentingan rakyat.

Menurut Asep, ini menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia untuk melayani dan melindungi seluruh WNI di luar negeri dengan cara pencegahan, deteksi dini dan perlindungan secara cepat dan tepat.

Untuk implementasi inilah maka pemerintah Indonesia melakukan penataan secara organisasi di mana Badan Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) diperluas dan anggarannya diperbesar. Program perlindungan WNI di luar negeri juga diperkuat dengan layanan digital agar para pekerja migran di luar negeri dan keluarganya dapat menyelesaikan berbagai masalah yang timbul di kalangan mereka.

Implementasi politik luar negeri pro rakyat ini dapat diamati dengan studi kasus perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia di Malaysia. Dalam buku yang merupakan hasil penelitian selama dua tahun diperlihatkan bahwa pemerintah Indonesia melakukan langkah pro aktif perlindungan dan pemberdayaan masyarakat Indonesia di luar negeri.

Jumlah WNI di luar negeri yang diperkirakan sekitar tiga juta yang terdaftar, jumlahnya kemungkinan tiga kali lipat menjadi sekitar sembilan juta orang. Perlindungan WNI sebagai wujud Polugri RI yang pro rakyat juga dilakukan antara lain dalam repatriasi pekerja migran yang bermasalah, perjalanan haji umrah, perdagangan manusia dan juga penyanderaan awak kapal.

Rektor UMJ, Dr Mamun Murod menanggapi buku ini dengan mengatakan buku merupakan hasil riset serius karena mendapatkan dana dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Studi ini menarik karena yang dilakukan dalam penelitian ini turun ke lapangan sampai ke Johor dan Kuala Lumpur dimana Malaysia paling banyak menyerap tenaga kerja Indonesia. Namun dari temuan di Malaysia bahkan setingkat Universitas di Malaysia juga menggunakan pekerja ilegal asal Indonesia yang perlu diperhatikan pemerintah Indonesia. 

Mamun Murod juga menyinggung kebijakan luar negeri Jokowi seperti keberanian datang ke Afghanistan yang merupakan daerah konflik. Kemudian yang baru adalah rencana Jokowi hadir di Ukraina dan Rusia yang juga merupakan daerah konflik. Ini tidak lepas dari politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif yang tidak terkungkung blok Barat dan Timur.

Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo dalam menanggapi buku ini menjelaskan, perlindungan WNI di luar negeri bagian perhatian Presiden Joko Widodo yang perlu dilakukan perwakilan di luar negeri. Arah kebijakan luar negeri pada masa Presiden Joko Widodo juga menekankan agar 80 persen dari kegiatan diarahkan kepada hal yang memberikan manfaat yang lebih besar bagi kegiatan ekonomi dalam bentuk investasi ke Indonesia dan ekspor.

Dari pengamatannya, Dubes Suryopratomo menjelaskan, pekerja migran yang jumlahnya bisa mencapai 9 sampai 10 juta orang ini memiliki potensi luar biasa. Kalau satu bulan mengirimkan uang ke Indonesia 300 dollar AS maka sebulan sama dengan tiga milyar dollar AS. Jika dijumlahkan selama setahun dapat mencapai 36 milyar dollar AS

Dalam tanggapannya, Dubes Suryopratomo juga menjelaskan bagaimana pelayanan Kedutaan Besar RI di Singapura. Kondisi pekerja migran di Singapura jumlahnya sekitar 250.000 orang. Dari angka ini 127.000 merupakan pembantu rumah tangga dan hampir 20 ribu orang pekerja profesional. Kasus pekerja migran di Singapura sebelum Covid-19 rata-rata sampai 1700 pertahun. Setelah Covid-19 mulai 2020 sampai sekarang rata-rata mencapai 700 kasus. Kasus yang mendapatkan perhatian mulai dari kasus umum seperti tempat tinggal sampai dengan hubungan kerja dan kasus hukum.

Ketua Bidang Luar Negeri Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) dan Kepala Biro Kantor Berita Antara di New York 1993-1998, Aat Surya Safaat menyatakan perlindungan itu sudah bagus dari dulu dan lebih bagus karena sekarang dilakukan melalui ranah digital.

Menurut Aat, di beberapa negara yang tidak banyak kegiatan ekonominya para diplomat disebutnya seperti cuti panjang dibayar dengan dollar. Hal itu menimbulkan keprihatinan, katanya karena mereka aktif kalau ada Menteri atau anggota DPR datang. Oleh sebab itu perlu dibangkitkan  kementerian luar negeri mengenai pentingnya diplomasi ekonomi bagi kalangan diplomat Indonesia di negara-negara tertentu.

Sumber : https://www.republika.co.id/berita/re6yeo380/politik-luar-negeri-pro-rakyat-lindungi-wni-di-luar-negeri

Kategori
Agenda Kampus

FISIP UMJ Adakan Pelatihan Service Excellence bagi Tenaga Kependidikan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ) menggelar kegiatan pelatihan service excellent bagi tenaga kependidikan (tendik) FISIP UMJ yang dilaksanakan pada Selasa, 07 Juni 2022 di The Pelangi Hotel Resort, Sentul Bogor. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk pengembangan diri untuk tendik dalam memberikan pelayanan yang responsif, transparansi dan akuntabel. Berorientasi kepada pelayanan publik, dengan visi “Terkemuka, Modern, Islami” menjadikan tantangan besar dan tujuan dalam penyelenggaraan tata kelola di FISIP UMJ.

Wakil Dekan I FISIP UMJ, Drs. Amin Thohari, M.Si., dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini sudah diagendakan sejak 3 (tiga) tahun lalu karena terhambat Covid-19 pelatihan untuk tendik baru dilaksanaan saat ini. “Pelatihan merupakan sebuah kegiatan pengembangan diri yang perlu dilakukan oleh organisasi dalam penyediaan produktivitas yang berorientasi pelayanan kepada mahasiswa dan tata kelola organisasi”.

Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi pondasi bagi keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan, menajemen SDM harus dapat dikelola dengan baik  melalui sistem manajemen yang mendukung, dalam menunjang hal tersebut “UMJ telah menerapkan E-Surat sebagai bentuk pelayanan digitalisasi guna memudahkan segala bentuk proses pelayanan publik” pungkas Mutmainnah (Warek II UMJ).

“Dalam rangka meningkatkan pelayanan public yang berorientasi responsif” maka Pimpinan FISIP UMJ dengan kesungguhan untuk memberikan pelayanan public yang akuntabel diselenggarakan pelatihan service excellent untuk dapat mengoptimalkan kinerja penyelenggaraan pelayanan kepada mahasiswa. Kata Amin Tohari.

Pada proses pengembangan dan pembaharuan manajemen SDM yang unggul, Agus Suradika (Sekretaris BPH UMJ) “ada 5 ligkup dalam pembaharuan untuk tercapai SDM yang unggu yakni: pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pembaharuan” ruang lingkup tersebut harus diarahkan ke masa depan untuk kemajuan UMJ.

Dekan FISIP UMJ berharap “dalam proses kegiatan berlangsung Bapak dan Ibu dapat mengikuti secara seksama dari setiap materi yang diberikan, untuk dijadikan sebagai modal dalam menunjang pekerjaan Bapak dan ibu” harapan tersebut tentu harus dilaksanakan secara khidmat dan penuh tanggung jawab untuk menjadi FISIP UMJ yang lebih maji dan berkembang.

Rektor UMJ “diharapkan pada kegiatan service excellent ini dapat memahami dan bisa diterapkan guna membangun pelayanan yang memberi kebahagiaan” benar yang tadi disampaikan oleh penceramah bahwa pemberi pelayanan bukan hanya petugas yang berada pada garis depan, melainkan semua orang yang memiliki kebahagian, karena kebahagian merupakan bentuk dari tujuan service excellent. Kata Ma’mun Murod,

Djoni Gunanto menambahkan bahwa “sebagai penyelenggara pelayanan public kita harus dapat memberikan pelayanan terbaik kepada mahasiswa karena sebagai sumber pendapatan utama dalam penyelenggaraan organisasi” oleh dari itu pelayan public harus didasari dengan penuh keikhlasan dan kebahagiaan yang hakiki bukan sebatas fungsional dalam proses pemberian pelayanan public.

Pelatihan Service Excellent dilaksanakan selama dua hari satu malam dengan harapan “dapat mengembangkan potensi diri untuk menunjang produktivitas kerja” kata Amin Tohari dalam membuka acara. Produktivitas kerja dapat dilakukan melalui pengembangan diri dan kesungguhan yang ikhlas, karenanya dalam proses bekerja niatkan segala sesuatu untuk ibadah.

Pengisi acara dalam kegiatan ini yakni dari Mixor Training oleh Asep Salwani, yang menyampaikan bahwa “dalam meningkatkan motivasi kerja yang pertama kita harus bahagia dan bersyukur” dorongan terhadap produktivitas kerja akan berkembang dengan semangat yang ikhlas  untuk memberikan pelayanan terbaik kepada mahasiswa.

Serta dari CSB training internasional memberikan materi tentang service excellent mengungkapkan “sebelum memberikan pelayanan kepada siapapun kita harus memiliki kebahagian lebih, karena prinsipnya pelayanan prima adalah memberikan kebahagian” senyuman dan kebahagian yang diberikan harus bersifat ikhlas bukan sebagai penerapan Standar Operasional prosedur sehingga peningkatan SDM dan kelembagaan akan lebih baik, kata Zuly Husni Tempo.

Kegiatan Service Excellent ditutup dengan acara outbond yang sangat menyenangkan ditambah dengan candaan serta tawa dari peserta. Memberikan dampak positif serta kebahagian dalam momen yang berlalu. Disuguhkan dengan hadiah kepada para pemenang membuat jiwa kompitisi peserta semakin meningkat.

Terakhir pasca kegiatan ini akan dilakukan monitoring dan evaluasi dalam penyelenggaraan pelayanan  pada kurun waktu 3 bulan dinilai dari kepuasaan mahasiswa, prosedur pelayanan, kerapihan tata kelola organisasi, dan meningkatnya prdouktivitas kinerja.

Sumber : https://umj.ac.id/berita-universitas/2022/06/fisip-umj-adakan-pelatihan-service-excellence-bagi-tenaga-kependidikan/

Kategori
Berita Kampus

Gelar Rakor Perumusan Renstra, FISIP UMJ Siap Hadapi Tantangan Global

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ) menyelenggarakan rapat koordinasi (rakor) perumusan Visi, Misi, Sasaran Mutu, dan Rencana Strategis (Renstra) fakultas pada Selasa (07/06/22). Kegiatan yang dilaksanakan di Resort Pelangi, Sentul, Bogor, Jawa Barat ini bertujuan untuk menentukan arah fakultas dalam jangka 5 (lima) tahun ke depan, melalui penyusunan program, penyiapan sumber daya agar tujuan di masa depan dapat tercapai.

Rakor ini dihadiri oleh Rektor UMJ, Dekanat, Tim Renstra, Ketua Program Studi, Sekretaris Program Studi, Unit Kendali Mutu (UKM) dan Gugus Kendali Mutu di lingkungan FISIP UMJ.

Wakil Dekan I FISIP, Drs. Moh Amin Tohari, M.Si., menyampaikan bahwa, kegiatan ini untuk menghadapi perubahan global, apalagi terjadinya revolusi industri. “Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Fakultas IIlmu Sosial dan Ilmu Politik UMJ 2021-2025 merupakan pengembangan dari Renstra UMJ sebelumnya yang disesuaikan dengan tuntutan, tantangan dan perubahan internal maupun eksternal yang semakin kompleks seiring dengan era revolusi industri 4.0″, jelasnya.

Sementara itu, Rektor UMJ, Dr. Mamun Murod, M.Si., pada sambutannya mengapresiasi kerja tim yang telah melakukan langkah-langkah persiapan secara bertahap. Gambaran umum tentang penyusunan renstra telah dilakukan, agar renstra yang akan disusun tidak menyimpang dari ketentuan dan arah pengembangan enstra yang sudah ada di tingkat UMJ.

“Renstra merupakan pedoman bagi fakultas dalam melaksanakan program kerja dan kegiatan guna pencapaian visi dan misi. Sehingga besar harapannya dengan adanya renstra tersebut akan mengantarkan banyak perubahan yang cukup berarti dan membawa manfaat bagi fakultas dan prodi”, ujar Ma’mun.

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan terkait dengan berkurangnya mahasiswa asing di tingkat fakultas sehingga UMJ dan fakultas perlu menerapkan strategi khusus dalam menjaring mahasiswa asing yang juga menjadi salah satu indikator dalam borang akreditasi yaitu dengan cara melaksanakan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah di negara lain. (JKN/FISIP)

Sumber : https://umj.ac.id/berita-universitas/2022/06/gelar-rakor-perumusan-renstra-fisip-umj-siap-hadapi-tantangan-global/