Kategori
Agenda Kampus

Webinar Nasional “Menyoal Etika Komunikasi Politik Menjelang Pemilu Serentak 2024 Era Digital”

Kendati tahun 2024 masih satu tahun lagi, namun dinamika pemilu sudah mulai nampak dari sekarang. Hal ini didukung dengan beredarnya baliho-baliho yang memunculkan nama-nama tertentu, yang kemungkinan akan maju pada pemilu 2024 mendatang. Menurutnya, secara etika komunikasi, kampanye terselubung semacam ini kurang tepat. Dengan memiliki etika, seseorang diharapkan mampu menilai diri, mengenal diri mereka secara kritis agar bertindak sesuai moralitas dan berlandaskan pengetahuan, tanggung jawab dan hati nurani. Maka, tema pada seminar series kali ini menjadi isu penting bagi masyarakat dan khususnya bagi kaum akademisi.

Peran media baik media massa maupun media sosial dipercaya pemerintah berpengaruh penting bagi informasi politik. Karena penyebaran informasi politik melalui media menjadi lebih tajam dan cepat sehingga mudah melekat secara langsung di pencaindra masyarakat, khususnya perhatian dari generasi milenial sebagai pengguna internet terbanyak saat ini di Indonesia.

Untuk itu Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Konsentrasi Komunikasi Politik mengadakan diskusi dan Webinar Nasional dengan tajuk utama yakni, “Menyoal Etika Komunikasi Politik Menjelang Pemilu Serentak 2024 Era Digital”.

Kegiatan dilaksanakan Pada:

Hari: Jumat / 6 Januari 2023
Pukul: 13.30 WIB – 17.30

Bergabung ke Rapat Zoom
https://us02web.zoom.us/j/89886726879?pwd=RU9RdWNjY2UyeXJpNXNxbUpGQU1qZz09

ID Rapat: 898 8672 6879
Passcode: 733295



Kategori
Berita Kampus

Kuliah Umum dan Penandatanganan Kerja Sama Program Studi Administrasi Publik “Teori dan Praktik Kebijakan Berbasis Bukti”

Program studi Ilmu Administrasi Publik menghadirkan Bapak Ahmad Hanafi (Direktur Indonesian Parliamentary Center) dan Bapak Bejo Untung (Direktur Eksekutif di Pusat Telaah dan Informasi Regional) sebagai pembicara dan Ibu Dini Gandini, S.IP., M.A. sebagai moderator dalam kegiatan Kuliah Umum dan Penandatangan Kerja Sama pada Jum’at, 23 Desember 2022. Kegiatan ini dibuka untuk umum bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta terkhusus untuk mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Publik dan bertema “Teori dan Praktek Kebijakan Berbasis Bukti”

Materi yang pertama disampaikan oleh Bapak Ahmad Hanafi yang membahas tentang pemantauan legislatif Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), terutama yang berkaitan dengan RKHUP, perlindungan data pribadi, dan masyarakat adat. Menurut beliau, proses legislasi di Indonesia pada saat ini sudah cukup mapan dibandingkan dengan beberapa negara di Asia Tenggara. Proses ini dirumuskan oleh DPR dengan diawasi oleh Pemerintah, dimana posisi DPR dan pemerintah setara. Jika salah satunya tidak setuju, maka UU belum dapat disahkan. Selain itu, dalam proses pembentukan UU, pemerintah juga membuka kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi di ruang formal. Proses selanjutnya adalah pembahasan tingkat satu dan dua. Pembahasannya bersifat kajian ilmiah terbuka dan penyusunan draft. Pada pembahasan tingkat satu terjadi proses pemantauan implementasi kebijakan untuk mengetahui isu, tema dan isi, sehingga pemantauan ini menjadi jembatan untuk masyarakat menyampaikan suaranya.

Materi kedua disampaikan oleh Bapak Bejo Untung, membahas tentang ‘Kebijakan Berbasis Bukti dan Prakteknya’. Menurut beliau, setiap lapisan masyarakat dapat berargumentasi dan berkontestasi berbasis bukti. Kebijakan dalam tatanan demokratis merupakan suatu proses pembuatan instrument yang diterapkan pada kehidupan sehari-hari.  Kebijakan sebagai instrument ketika disepakati bersifat otoritatif mengikat semua pihak. Pemerintah dan DPR adalah partisipan dalam crafting sebuah kebijakan. Kebijakan berisi partisipan, tindakan dan arena. Namun, arena satu terbentuk belum tentu compatable dengan arena lainnya karena karakteristik yang berbeda.

Beliau juga berpendapat bahwa regulasi tidak hanya mengatur sumber daya publik, melainkan mengatur hal lain, baik alam, akses, keuangan, dan sumberdaya dapat dioptimalkan dengan baik. Untuk mendukung proses kebijakan dibutuhkan riset studi dan observasi. Riset dan studi menggali informasi dan fakta yang bermunculan di masyarakat. Selain itu, diskusi dibutuhkan sebagai upaya membangun aliansi dan koalisi yang bergerak untuk mengetahui permasalahan dan dapat direkomendasikan ke pemerintah. 

Kuliah umum ini diikuti oleh 145 orang yang berasal dari berbagai kalangan, seperti akademisi, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dan di luar dari UMJ. Antusiasme para peserta terhadap kegiatan ini dapat dilihat pada saat sesi tanya-jawab kepada kedua pemateri kuliah umum ini.

Di akhir acara, terdapat penyerahan sertifikat untuk narasumber, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Rektor Universitas Muhammdiyah Jakarta, yakni Dr. Ma’mun Murod, M.Si dengan IPC (Indonesian Parliamentary Center), penandatanganan IA Program Studi Ilmu Administrasi Publik yang diwakilkan oleh Ibu Nida Handayani, S.IP., M.Si. dengan IPC dan Pattiro, serta sesi foto bersama.

Dengan adanya kuliah umum ini diharapkan menjadi wadah bagi para akademisi dan mahasiswa dalam menambah pengetahuan dan membangun relasi antara organisasi publik yang ada di Indonesia.

Kategori
Agenda Kampus

Kuliah Umum “Intervensi Organisasi Layanan Manusia”

Program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial mempersembahkan :

Kuliah Umum “Intervensi Organisasi Layanan Manusia”

Narasumber :
1. Dr. Soni Akhmad Nulhaqim, M.Si. (Akademisi)

Jumat, 23 Desember 2022 pukul 13.00-15.30 WIB
Ruang Moeljadi Djojomartono FISIP UMJ Lantai 2

Kategori
Agenda Kampus

Kuliah Umum “Teori dan Praktek Kebijakan Berbasis Bukti”

Program studi Ilmu Administrasi Publik mempersembahkan :

Kuliah Umum “Teori dan Praktek Kebijakan Berbasis Bukti” dan Penandatanganan Kerjasama.

Narasumber :
1. Ahmad Hanafi (Direktur Indonesian Parliamentary Center)

2. Bejo Untung (Direktur Eksekutif Pusat Telaah dan Informasi Regional)

Jumat, 23 Desember 2022 pukul 13.00-16.00 WIB
Auditorium Kasman Singodimedjo FISIP UMJ Lantai 4

Kategori
Berita Kampus

Prodi Ilmu Administrasi Publik FISIP UMJ Adakan Pengabdian Masyarakat di Desa Mekarjaya, Bogor, Jawa Barat

Pada hari Rabu, 30 November 2022 telah dilaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan oleh Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta di Desa Mekarjaya, Bogor, Jawa Barat dalam pengaplikasian Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni Pengabdian Kepada Masyarakat. Kegiatan ini dihadiri oleh Masyarakat, Kelompok Tani, dan Anak-anak Desa Mekarjaya, Dosen Ilmu Administrasi Publik UMJ, yaitu Ibu Dr. Izzatusholekha, M.Si., Ibu Nida Handayani, S.IP., M.Si., Ibu Dini Gandini Purbaningrum, M.A., Bapak Muhammad Khoirul Anwar, S.Sos., M.Si., serta sejumlah Mahasiswa Ilmu Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Bapak Muhammad Khoirul Anwar, S.Sos., M.Si. menjelaskan tentang partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pengaduan audiens masyarakat

Pengabdian masyarakat ini dibagi menjadi beberapa kegiatan. Kegiatan pertama adalah Pojok Literasi dalam Mewujudkan Desa Cerdas. Pada kegiatan tersebut mahasiswa memberikan rak dan buku bacaan akademik, kisah nabi, kisah Islam, permainan puzzle, serta mengadakan games yang diikuti oleh anak-anak paud di Desa Mekarjaya. Perwakilan HIMIA Prodi Ilmu Administrasi menyampaikan harapannya Pojok Literasi ini dapat meningkatkan literasi anak anak di Mekarjaya sedari dini.

Kegiatan kedua memiliki tema Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Pengaduan yang diberikan oleh Bapak Muhammad Khoirul Anwar, S.IP., M.Si kepada masyarakat Desa Mekarjaya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi apabila kepala desa di Desa Mekarjaya melakukan tindakan pungli, masyarakat dapat membuat laporan pengaduan secara online di Ombudsman Republik Indonesia.

Kegiatan ketiga adalah penyampaian edukasi terkait tanaman obat yang menjadi komoditas utama, seperti jahe dan lengkuas yang disampaikan oleh Ibu Izzatusholekha, M.Si.  Ibu Izzatusolekha menyampaikan komoditas rimpang selain dapat dimanfaatkan untuk pengobatan alami, juga bisa dimanfaatkan sebagai komoditas ekonomi yang menjanjikan.

Ibu Izzatusholekha, M.Si. menjelaskan tentang edukasi manfaat dan peluang ekonomk tanaman rimpang ke Kelompok Tani

Kegiatan ini diikuti dengan pelatihan pembuatan produk olahan dan digital marketing oleh Ibu Nida Handayani, S.IP., M.Si. Produk olahan dari tanaman obat lengkuas diolah menjadi serundeng dan jahe diolah menjadi permen yang menyehatkan. Setelah produk olahan selesai, dilakukan pengambilan foto produk yang akan ditampilkan di platform online. Disampaikan oleh Ibu Nida  Handayani produk olahan dapat menambah nilai jual bahan baku rimpang menjadi 7 sampai 15 kali lipat.

Di akhir kegiatan, dilaksanakan sesi foto bersama dengan masyarakat Desa Mekarjaya, Dosen dan Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait prosedur pengaduan dan dapat mengelola sumber daya alam dengan baik.

Sesi Foto Bersama Masyarakat Desa Mekarjaya dengan Dosen dan Mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi Publik FISIP UMJ

Kategori
Berita Kampus

FISIP UMJ Luluskan 390 Mahasiswa Tahun Akademik 2021/2022

Jumat (25/11), sebanyak 390 mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ), melaksanakan kegiatan Yudisium program sarjana dan pasca sarjana semester genap tahun akademik 2021/2022. Rapat pleno yudisium FISIP UMJ resmi dibuka oleh Dr. Evi Satispi, M.Si., Dekan FISIP UMJ. Yudisium dihadiri oleh Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, M.Si. dan sivitas akademika FISIP UMJ. kegiatan berlangsung di Aula Kasman Singodimedjo.

Pada kesempatan tersebut, Evi menyampaikan bahwa kegiatan Yudisium pada periode dua tahun sebelumnya dilakukan secara online, sehingga Yudisium kali ini menjadi awal setelah masa pandemi. “Saya berharap kalian dapat melanjutkan jenjang Strata Dua di FISIP UMJ, Yudisium ini hanya awal untuk melangkah ke dunia pekerjaan yang lebih kompleks,” jelas Evi.

Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Drs. H. Moh. Amin Tohari, M.Si., Wakil Dekan I FISIP UMJ, sebanyak 390 berhasil lulus pada semester genap tahun akademik 2021/2022 dari enam program studi yakni Magister Ilmu Administrasi 18 mahasiswa, Magister Ilmu Komunikasi 43 mahasiswa, Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial 57 mahasiswa, Program Studi Administrasi Publik 62 mahasiswa, Program Studi Ilmu Politik 25 mahasiswa dan Program Studi Ilmu Komunikasi 185 mahasiswa. “Kriteria untuk mendapatkan yudisium terbaik yakni masa studi untuk Strata Satu adalah 8 semester, predikat lulus pujian, berkelakuan baik, bukan mahasiswa pindahan dan bukan kelas karyawan,” ucap Amin.

Mahasiswa FISIP UMJ saat acara yudisium, di Aula Kasman Singodimedjo, pada Jum’at (25/11).

Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod, M.Si., mengharapakan untuk mahasiswa FISIP menyelesaikan masa studi maksimal 4 tahun. “Pada hari ini, kalian telah nyatakan lulus sebagai alumni FISIP UMJ, carilah pekerjaan yang linier dengan ilmu yang telah didapat. Berikan salam saya untuk keluarga, teman dan saudara sekalian untuk berkuliah di UMJ,” tutur Ma’mun.

Salah satu perwakilan yudisium, Muhammad Sulaiman, menyampaikan rasa terimakasih kepada seluruh sivitas akademik UMJ karena telah banyak membantu proses belajar di perkuliahan sampai selesai. “Semoga langkah kita (mahasiswa) kedepannya langkah kita dimudahkan dan dapat kembali ke Muhammadiyah untuk memberikan kontribusi positif,” jelas Sulaiman.

Kegiatan berakhir dengan sesi penyerahan berkas Alumni dari Wakil Dekan III Dr. Fal. Harmonis, M.Si., kepada perwakilan alumni Djoni Gunanto, S.IP., M.Si., Djoni memberikan amanah untuk para alumni untuk selalu menjaga nama baik Muhammadiyah dan selalu optimis dan percaya bahwa kesuksesan dapat di capai setelah ini. Seluruh mahasiswa yang telah melakukan Yudisium saat ini akan menjadi bagian dari prosesi wisuda pada 29 November 2022. (MN/KSU)

Sumber : https://umj.ac.id/kabar-kampus/2022/11/fisip-umj-luluskan-390-mahasiswa-tahun-akademik-2021-2022/

Kategori
Berita Kampus

Aksi Terorisme Menghilangkan Nyawa dan Merusak Demokrasi

Aksi terorisme tidak hanya menghilangkan nyawa, tapi juga dinilai sebagai tindakan yang merusak demokrasi. Hal tersebut dinyatakan oleh Letjen (Purn) Shokin Chauhan, Former Director-General of the Assam Rifles dalam Seminar International Dangers of Terrorism: Commemorating the Tragedy of 26/11 Mumbai Terror Attacks, Kamis (24/11). Seminar yang digelar secara hybrid di Aula Kasman Singodimedjo FISIP UMJ menghadirkan akademisi dan pakar yang konsen mengkaji dan melawan aksi terorisme.

Dua pembicara hadir secara luring yaitu dosen Magister Ilmu Politik FISIP UMJ Dr. Sri Yunanto dan Senior Research Fellow at CSEAS Indonesia Veeramalla Anjaiah. Sedangkan pembicara lainnya hadir secara daring, diantaranya Letjen (Purn) Shokin Chauhan, Senior Fellow at the Observer Research Foundation (ORF) Dr. Sameer Patil, dan Prof. Dr. Irfan Idris, MA. Direktur Deradikalisasi Badan Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Shokin juga menilai tindakan terorisme telah mengakibatkan ancaman perang antara India dan Pakistan. Dimensi inilah yang menyebabkan konflik baru selain masalah Kashmir. Sri Yunanto membenarkan pandangan Shokin tentang adanya hubungan India dan Pakistan yang memburuk akibat tindak terorisme di Mumbai waktu itu. Disebutkan alasan memburuknya hubungan karena tuduhan bahwa Dinas Intelijen Pakistan mendukung dan melatih Lashkar-e-Taiba (LeT).

Sementara Veeramalla Anjaiah, peneliti senior Fellow at CSEAS Indonesia menjelaskan, serangan terhadap Mumbai yang menelan korban banyak itu dilakukan tiga hari dalam lima gelombang. Gelombang pertama dilakukan Ismail Khan di Stasiun Kereta Api Chatpathi Shivaji. Gelombang kedua serangan berlangsung di kafe Leopol. Serangan ketiga di Hotel Taj Mahal. Serangan keempat di Hotel Oberai dan Trident. Serangan kelima di Rumah Nariman.

Veeramalah berharap tragedi Mumbai ini tidak dilupakan begitu saja dan keadilan terhadap para pelaku masih harus terus diupayakan sebagai penghormatan terhadap korban tindak terorisme.

Di bagian lain, Irfan menjelaskan bila belajar dari berbagai tindak terorisme terutama sejak bom Bali, Indonesia memiliki Strategi Nasional Pencegahan Terorisme melalui UU No 5 Tahun 2018. Dalam UU ini disebutkan bahwa pencegahan tindak terorisme melalui pendekatan soft power dan hard power.

Pelaksanaan program deradikalisasi di Lapas dilakukan secara terpadu, sistematis, dan berkesinambungan sepanjang tahun 2022 dengan menempatkan personel dari Subdit Pengembangan Lapas di wilayah Nusakambangan dan Gunung Sindur, katanya.

Seminar International Dangers of Terrorism: Commemorating the Tragedy of 26/11 Mumbai Terror Attacks, Kamis (24/11), di Aula Kasman Singodimedjo FISIP UMJ.

Seminar ini merupakan kerjasama Prodi Ilmu Politik dan Magister Ilmu Politik dengan kelompok Sahabat India di Indonesia, didukung oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr. Ma’mun Murod M.Si dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dr. Evi Satispi M.Si. Dihadiri sekitar 86 peserta mahasiswa dan dosen serta secara langsung dan ditayangkan di You Tube Channel FISIP UMJ.

Sebelum mengawali seminar, seluruh peserta seminar melakukan one minute silence dalam rangka memperingati tragedi aksi terorisme di Mumbai, untuk mengenang para korban dan sebagai bentuk kepedulian terhadap keluarga korban. (AS/FISIP)

Sumber : https://umj.ac.id/kabar-kampus/2022/11/aksi-terorisme-menghilangkan-nyawa-dan-merusak-demokrasi/

Kategori
Berita Kampus

Praktisi PR Tidak Boleh Memberikan Janji Palsu

Program Studi Ilmu Komunikasi menggelar kegiatan praktisi mengajar Public Relations, tema yang diangkat adalah “How to Deal With PR Crisis.” Communication and PR Manager IKEA Indonesia Metha Tri Rizka mengatakan seorang Public Relation harus memiliki sifat jujur, terbuka dan tidak memberikan janji palsu kepada customer“.

Kegiatan dihadiri oleh Ketua Prodi Ilkom FISIP UMJ Dr. Oktaviana Purnamasari, M.Si., Sekprodi Ilkom FISIP UMJ Jamiati KN, S.I.Kom., M.I.Kom., dan beberapa dosen FISIP UMJ. Digelar secara hybrid, sebanyak 50 peserta mengikuti secara langsung praktisi mengajar di Aula Kasman Singodimedjo FISIP UMJ (22/11).

Metha dihadirkan sebagai praktisi untuk mengajar dan membagi pengalaman pada dunia Public Relation yang telah dijalani. Metha banyak menjelaskan terkait bagaimana strategi perusahaan dalam pembangunan yang berkelanjutan termasuk keberlanjutan lingkungan, ekonomi dan sosial.

Lebih lanjut, Metha menegaskan bahwa seorang Public Relation harus memiliki sifat jujur, terbuka dan tidak memberikan janji palsu kepada customer. “Krisis PR adalah suatu krisis yang terjadi ketika sebuah perusahaan atau brand mendapat publisitas negatif, memalukan, bahkan merusak citra brand tersebut. Namun seorang PR tidak boleh panik berlebihan dalam menangani sebuah masalah,” jelas Metha.

Pada akhir acara, Metha memberikan sebuah studi kasus untuk peserta dapat memberikan solusi dan jalan keluar dari masalah tersebut. Hal ini mendorong peserta untuk berpikir sebagai PR sesungguhnya dalam sebuah perusahaan. Hal ini selaras dengan Dr. Oktaviana Purnamasari, M.Si., sebab kemanapun mahasiswa dapat dilihat sejauh mana memahami mata kuliah Public Relation.

Pada kesempatan tersebut Okta menyampaikan bahwa hasil yang diperoleh oleh mahasiswa akan didiskusikan bersama pemateri. “Kesempatan yang sangat bagus sebab teman-teman dapat langsung menyelesaikan persoalan PR bersama narasumber yang kompeten,” tutur Okta.

Acara berlangsung lancar dan kondusif, dipandu oleh Tria Patrianti, M.I.Kom., dosen ilmu komunikasi FISIP UMJ. Forum menjadi lebih hidup karena peserta yang merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi antusias untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait brand perusahaan yang dijadikan studi kasus.

Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi mengikuti kegiatan Praktisi Mengajar How to Deal with PR Crisis, di Aula Kasman Singodimedjo FISIP UMJ, pada Selasa (22/11).

Praktisi Mengajar Public Relations bertujuan untuk mahasiswa mampu membuat strategi serta pengelolaan isu dan krisis dalam komunikasi. FISIP UMJ memiliki program studi Ilmu Komunikasi, yang terdiri dari tiga konsentrasi, diantaranya Public RelationsBroadcasting, dan Advertising. (KSU/MN)

Sumber : https://umj.ac.id/kabar-kampus/2022/11/praktisi-pr-tidak-boleh-memberikan-janji-palsu/

Kategori
Berita Kampus

Prof. Young-Hoon: Korea Selatan Maju Karena Pendidikan

Korea Selatan menjadi negara maju karena pendidikan, ini merupakan konsekuensi pertumbuhan ekonomi dari sumber daya manusia yang didampingi dengan investasi terhadap penelitian dan pengembangan, serta pemanfaatan sistem digital. Hal tersebut disampaikan oleh President of the Korea Local Government Municipal Police Institute Prof. Young-Hoon AHN, Ph.D., dalam Kuliah Umum dengan tema “South Korean Political System”, yang digelar oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ) secara hybrid di Auditorium FISIP UMJ serta zoom meetings, Senin (14/11).

Walaupun Korea Selatan sudah menjadi negara maju, Young-Hoon mengutarakan bahwa ada beberapa polemik yang dihadapi yaitu masalah sosial yang muncul, keterbatasan pertumbuhan di bawah paradigma masyarakat industri yang ada, tantangan global, dan ketidakstabilan politik di semenanjung Korea menghadapi ancaman nuklir Korea Utara. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa demokrasi di Korea Selatan dan negara lain mengalami kemunduran dikarenakan pemilihan umum yang dilaksanakan tidak menghasilkan pemimpin yang baik sehingga timbul demonstrasi, contohnya di Seoul yang hampir setiap minggu terjadi.

Dengan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan politik tersebut. Young-Hoon mengatakan salah satu solusi yang tepat adalah adanya layanan e-government yang lebih disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang berfungsi sebagai, “meningkatkan partisipasi warga negara dan kekuatan mengatur diri sendiri, kemudian bekerja sama, berbagi, dan menghilangkan hambatan dalam masyarakat yang terbuka dan transparan melalui informasi,” ungkap Young-Hoon.

Selain Young-Hoon, agenda dihadiri oleh Debbie Affianty Lubis, M.Si., Director of Laboratory of Indonesian and Global Studies (LIGS), serta Cecep Effendi, Ph.D., Dosen FISIP UMJ. Kegiatan ini dimoderatori oleh Akademisi FISIP UMJ Ali Noer Zaman, MA. dan diikuti juga oleh kurang lebih 50 (lima puluh) sivitas academika di ruang lingkup fakultas.

Selaras dengan Young-Hoon, Cecep Effendi mengungkapkan bahwa Korea Selatan adalah negara kecil, yang tidak memiliki sumber daya alam melimpah, dan memiliki sejarah kelam seperti Indonesia. Oleh karena itu, sumber daya manusia dikembangkan dengan baik oleh pemerintah Korea Selatan dan atas kesadaran masyarakatnya juga untuk meningkatkan perekonomian dan memajukan negara. “Indonesia harus banyak belajar dari Korea Selatan, salah satunya adalah dalam hal pendidikannya,” ujarnya.

Menyinggung politik perempuan di Korea Selatan dan Indonesia, menurut Cecep permasalahannya adalah kuota yang tersedia tidak secara nyata diajukan dalam pemilihan umum. “Di samping pentingnya kuota bagi calon perempuan, yang menjadi urgensi adalah untuk memberi pemahaman pemilih agar proses perempuan dalam pemilihan umum dapat didukung. Karena perempuan terpilih di kursi DPR/DPRD itu penting,” tutur Cecep.

Debbie Affianty Lubis menjelaskan alasan sistem politik Korea Selatan menjadi materi dalam Kuliah Umum. Menurutnya, Korea Selatan dekat dengan Indonesia dalam hal teknologi, budaya, bahkan makanan. “Kita ingin tahu mengapa Korea Selatan bisa go internasional. Kita mau Indonesia bisa juga dari sisi budaya, intelektual, apapun itu untuk kemajuan bangsa. Setelah ditelaah, ternyata politik sistem di Korea Selatan itu memajukan dan membuka seluas-luasnya untuk siapapun yang ingin maju di bidang pendidikan, riset dan pengembang, serta perkembangan IT (Information and Technology). Kita sebagai bangsa Indonesia punya modal banyak untuk memajukan negara seperti tingkat penduduk, produk intelektual, makanan, budaya, dan keanekaragaman etnis di Indonesia,” jelas Debbie.

Foto bersama setelah agenda Kuliah Umum, di Auditorium FISIP UMJ, Senin (14/11).

Kuliah Umum FISIP UMJ dengan LIGS akan diselenggarakan secara rutin dari berbagai negara, sehingga mahasiswa dapat memiliki wawasan lebih luas untuk menghargai keberagaman dan dapat mengambil hikmah dari negara yang sudah lebih maju. Lebih lanjut, dari kegiatan seperti ini UMJ akan lebih banyak bekerja sama dengan universitas di luar negeri, dalam hal riset, penulisan, atau publikasi ilmiah. (QF/KSU)

Sumber : https://umj.ac.id/kabar-kampus/2022/11/prof-young-hoon-korea-selatan-maju-karena-pendidikan/

Kategori
Berita Kampus

Mahasiswa Ilmu Politik Selenggarakan Simulasi Sidang PBB

Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakara selenggarakan Simulasi Sidang PBB sebagai bagian dari Ujian Tengah Semester, di Gedung FISIP UMJ hari Rabu (9/11). Simulasi Sidang PBB atau disebut Model United Nations ini mengambil peristiwa Sidang Majelis Umum PBB pada September 2022.

Sebanyak 13 mahasiswa Ilmu Politik FISIP UMJ memainkan peran sebagai Presiden Sidang Umum PBB dan Sekretaris Jenderal PBB. Sedangkan perwakilan negara yang hadir antara lain Austria, Australia, Denmark, Jerman, India, Indonesia, Pakistan, Amerika Serikat, Inggris, Filipina dan Afrika Selatan. Simulasi sidang PBB ini dilakukan dengan menggunakan Bahasa Inggris.

Sebelum dimulai, Kaprodi Ilmu Politik Dr. Usni M.Si menyampaikan pesan-pesan kepada mahasiswa agar memanfaatkan simulasi ini sebagai bekal dalam karir ke depan. Hadir pada kegiatan ini 2 (dua) dosen pemangku mata kuliah Teori dan Praktik Diplomasi yaitu Dr. Asep Setiawan MA dan Sekprodi Ilmu Politik Ali Noer Zaman MA.

Pada simulasi tersebut, mulai dari Sekjen PBB sampai perwakilan berbagai negara menyampaikan pandangan tentang isu-isu penting dunia mutakhir. Sekjen PBB Antonio Guterres yang diwakili oleh Aryan mengatakan Dunia kita sedang dalam masalah besar, dimana perpecahan semakin meluas, ketimpangan semakin melebar, dan tantangan semakin sulit. Namun kita bersama-sama di tengah gejolak dunia terdapat sebuah harapan dalam benak kita.

Nabila yang berperan mewakili Indonesia yang saat itu diwakili Menlu Retno Marsudi mengatakan bahwa Indonesia memiliki keprihatinan yang sama. Dikatakan situasi di dunia saat ini sangat mengkhawatirkan. Pandemi masih ada dan ekonomi global melambat. Perang di antara bangsa-bangsa di dunia tidak lagi sebuah kemungkinan namun sudah menjadi kenyataan.

Para mahasiswa mengikuti simulasi ini dengan sungguh-sungguh. Tidak hanya mempersiapkan dress code yakni pakaian forma, tetapi juga mempelajari naskah perwakilan setiap negara sampai dengan tertib saat mengikuti simulasi sidang. Simulasi sidang PBB ini baru tahap menyampaikan pandangan setiap negara dalam isu tertentu dalam hal ini sidang tahunan PBB. Diharapkan ke depannya simulasi Sidang PBB ini menghadirkan perdebatan seperti halnya dalam sidang PBB yang nyata.

Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Teori Praktik Diplomasi ini sebelumnya berkunjung ke Pusat Kebudayaan Amerika Serikat yang disebut atamerica di Jakarta Pusat. Dalam kunjungan itu mahasiswa diajak berdiskusi mengenai masalah global climate change. Tampak para mahasiswa antusias mengikuti diskusi lingkungan ini yang diikuti salah seorang narasumber Brian Duza dari USAID, sebuah badan bantuan Amerika Serikat. (AS/FISIP).

Sumber : https://umj.ac.id/kabar-kampus/2022/11/mahasiswa-ilmu-politik-selenggarakan-simulasi-sidang-pbb/